Seiring bertambahnya usia, risiko jatuh pada lansia meningkat signifikan, yang seringkali disebabkan oleh penurunan kualitas gerak dan keseimbangan. Menjaga Fleksibilitas Otot melalui latihan terstruktur menjadi strategi pertahanan terbaik untuk meningkatkan keamanan dan kualitas hidup lansia. Latihan keseimbangan dan peregangan yang teratur adalah kunci untuk menjaga otot tetap lentur, sendi tetap lincah, serta meningkatkan kemampuan tubuh dalam merespons perubahan posisi mendadak, sehingga mengurangi potensi cedera serius akibat terjatuh.
Penurunan alami pada Fleksibilitas Otot seringkali disertai dengan hilangnya massa otot (sarkopenia) dan berkurangnya sensitivitas saraf yang mengirimkan informasi posisi tubuh ke otak (proprioception). Jika otot dan tendon menjadi kaku, rentang gerak (ROM) berkurang, membuat lansia kesulitan untuk bereaksi cepat saat tersandung. Oleh karena itu, latihan yang berfokus pada keseimbangan dan gerakan fungsional menjadi sangat penting. Contoh spesifik latihan yang direkomendasikan adalah tai chi, yang terbukti efektif meningkatkan koordinasi, kekuatan kaki, dan mengurangi insiden jatuh hingga 43% pada lansia aktif, menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh National Institute on Aging pada tahun 2024.
Latihan keseimbangan sederhana dapat dilakukan di rumah tanpa alat. Salah satu tekniknya adalah Single-Leg Stand (berdiri satu kaki). Lansia dapat memulainya dengan memegang sandaran kursi atau dinding (sebagai pengganti “aparat” penopang) dan secara bertahap mengurangi ketergantungan. Latihan ini harus dilakukan selama 30 detik per kaki, diulang 3-5 kali, setiap hari, sebaiknya pada pukul 09.00 pagi. Gerakan lain yang esensial untuk menjaga Fleksibilitas Otot adalah Heel-to-Toe Walk, di mana kaki diletakkan persis di depan kaki yang lain, seperti berjalan di atas tali. Latihan ini secara langsung menantang kemampuan otak untuk menjaga garis tengah tubuh, meningkatkan kontrol motorik halus yang vital saat berjalan di permukaan tidak rata.
Untuk memastikan keamanan, program latihan harus dilakukan secara progresif. Seorang terapis fisik dari Klinik Rehabilitasi Cipta Sehat, Jakarta, pada tanggal 12 Juli 2025, menyarankan bahwa setiap latihan peregangan harus ditahan selama 15 hingga 30 detik pada titik regangan yang nyaman, bukan menyakitkan. Fokus utama adalah pada otot besar seperti paha depan, paha belakang, dan betis. Dengan mempertahankan Fleksibilitas Otot dan meningkatkan keseimbangan, lansia tidak hanya menjadi lebih aman dari risiko jatuh, tetapi juga mendapatkan kembali kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, seperti naik tangga atau mengenakan pakaian, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.