Di kalangan runner, VO2 Max—kapasitas maksimum tubuh menggunakan oksigen—sering dianggap sebagai penentu utama performa. Namun, bagi atlet jarak menengah dan jauh seperti di lintasan 10K, angka tinggi pada VO2 Max hanyalah tiket masuk. Rahasia Pelari elit yang sebenarnya terletak pada efisiensi metabolik dan strategi manajemen energi yang cermat, sebuah keterampilan yang jauh lebih kompleks daripada sekadar kemampuan paru-paru. Mereka menguasai seni menjaga ritme yang berkelanjutan tanpa mencapai ambang batas (lactate threshold) terlalu cepat. Memahami Rahasia Pelari dalam mengelola cadangan glikogen dan oksigen adalah kunci untuk memecahkan rekor pribadi, bukan hanya memiliki paru-paru yang besar.
Ambang Laktat dan Efisiensi Berlari
Faktor yang jauh lebih relevan dalam lari 10K daripada VO2 Max adalah ambang laktat (lactate threshold). Ini adalah titik intensitas lari di mana asam laktat mulai menumpuk lebih cepat daripada yang dapat dibersihkan oleh tubuh, menyebabkan kelelahan akut. Pelari elit mampu mempertahankan kecepatan tinggi mendekati ambang laktat ini untuk waktu yang sangat lama.
Mengelola energi bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang biomekanik. Efisiensi berlari (running economy) adalah Rahasia Pelari di mana mereka menggunakan lebih sedikit oksigen untuk mempertahankan kecepatan tertentu. Hal ini dicapai melalui latihan bentuk lari yang optimal, penguatan otot core dan kaki secara spesifik, serta penggunaan sepatu yang tepat. Misalnya, Dr. Anton Wibowo, seorang ahli fisiologi olahraga yang bekerja dengan tim atletik nasional, mencatat dalam laporannya pada Rabu, 12 Juni 2024, bahwa atlet yang memperbaiki ground contact time (waktu kaki menyentuh tanah) mereka sebesar 5 milidetik berhasil meningkatkan efisiensi berlari mereka hingga 3% pada kecepatan 16 km/jam. Peningkatan efisiensi ini berarti mereka dapat menghemat energi berharga untuk putaran terakhir.
Strategi Nutrisi dan Waktu Pemakaian Energi
Manajemen energi juga mencakup strategi nutrisi yang tepat dan waktu konsumsinya. Lintasan 10K adalah perlombaan yang durasinya sekitar 30 hingga 50 menit bagi sebagian besar pelari cepat, di mana tubuh mengandalkan cadangan glikogen otot dan lemak sebagai bahan bakar. Pelari harus memastikan cadangan glikogen mereka penuh sebelum hari perlombaan melalui strategi carb-loading yang terencana.
Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut, Senin, 9 September 2024, tim medis atletik menerapkan protokol carb-loading ketat selama 48 jam menjelang perlombaan 10K, memastikan setiap atlet memiliki energi optimal. Ini adalah Rahasia Pelari bahwa meskipun lari 10K tidak membutuhkan asupan gel energi di tengah balapan, strategi nutrisi pra-balapan yang tepat dapat menunda kelelahan dan mempertahankan kecepatan puncak. Kemampuan untuk mencapai finish kuat tanpa kehabisan tenaga adalah bukti manajemen energi yang berhasil.
Korelasi dengan Kemandirian Finansial
Konsep manajemen energi ini memiliki korelasi menarik dengan Kemandirian Finansial. Dalam lari, setiap langkah yang tidak efisien adalah energi yang terbuang; dalam finansial, setiap pengeluaran yang tidak perlu adalah modal yang terbuang. Pelari yang terampil mengelola energi mereka agar selalu ada yang tersisa di akhir (kick finish), sama seperti individu yang memiliki Kemandirian Finansial yang baik selalu mengelola pemasukan dan pengeluaran agar memiliki cadangan investasi untuk masa depan. Kedua disiplin ini menuntut pemikiran jangka panjang, disiplin, dan pengorbanan kecil saat ini demi keuntungan besar di masa depan. Kemenangan sejati pada akhirnya tidak ditentukan oleh kapasitas bawaan (VO2 Max), tetapi oleh kecerdasan strategi dan ketekunan mental.